Rabu, 24 April 2013

PENGEMBANGAN IPA DI SD


PROGAM TAHUNAN (PROTA)
Progam Tahunan (PROTA) adalah penetapan alokasi waktu satu tahun untuk mencapai tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan.
Prota merupakan progam umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, berisi tentang garis-garis besar yang hendak dicapai dalam satu tahun.
Penetapan alokasi waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat dicapai oleh siswas.
Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah jam pelajaran sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku serta keluasan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Prota dikembangkan oleh guru maata pelajaran yang bersangkutan. Prota dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai
Dalam menyusun Prota, komponen yang harus ada:
1.      Identitas :
a.       Mata Pelajaran
b.      Kelas
c.       Tahun Pelajaran
2.      Format Isian :
a.       Semester
b.      Standar Kompetensi
c.       Kompetensi Dasar
d.      Materi Pokok
e.       Alokasi Waktu






Format Prota

Satuan Pendidikan                  :
Mata Pelajaran                        :
Kelas                                       :
Tahun Pelajaran                       :

Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Alokasi Waktu


















Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                            Guru Kelas...




NIP.                                                                                             NIP.


PROGAM SEMESTER (PROMES)
Progam Semester (PROMES) adalah progam yang berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.
Promes merupakan penjabaran dari progam tahunan
Promes berisi:
1.      Identitas :
a.       Satuan Pendidikan
b.      Mata Pelajaran
c.       Kelas/ Semester
d.      Tahun Pelajaran
2.      Format Isian :
a.       Standar Kompetensi
b.      Kompetensi Dasar
c.       Indikator
d.      Jumlah Jam Pelajaran
e.       Bulan










Format Promes

Satuan Pendidikan                  :
Mata Pelajaran                        :
Kelas/ Semester                       :
Tahun Pelajaran                       :

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Materi Pokok
Indikator
Jumlah Jam Pelajaran
Bulan
1
2
3
4





























Mengetahui,
Kepala Sekolah                                                                                   Guru Kelas...



NIP.                                                                                                    NIP.



KALENDER PENDIDIKAN (KALDIK)
Kalender Pendidikan (KALDIK) adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama sat tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, dan hari libur.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.
Kurikulum  satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajara terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.



Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 26.

Tabel 26. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
No.
Kegiatan
Alokasi waktu
keterangan
1
Minggu efektif belajar
Minimum 34 minggu, maksimum 38 minggu
Digunakan untuk pembelajaran efektif pada setiap tahun pendidikan
2
Jeda tengah semester
Maksimum 2
minggu
Satu minggu setiap semester
3
Jeda antarsemester
Maksimum 2
minggu
Antara semester I dan II
4
Libur akhir tahun
Pelajaran
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan
    dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran
5
Hari libur keagamaan
2 – 4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur
keagamaan lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif
6
Hari libur
umum/nasional
Maksimum 2
minggu
Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
7
Hari libur khusus
Maksimum 1
minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan
ciri kekhususan masing-masing
8
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3
minggu
Digunakan untuk kegiatan yang
diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif


Cara-cara Penetapan Kalender Akademik
Cara penetapan Kalender Akademik adalah sebagai berikut:
a.       Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
b.      Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
c.       Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
d.      Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah

Contoh Kalender Pendidikan:


KETERANGAN  : KALENDER SD/MI
1
16  s.d.  18  Juli 2012
Hari-hari pertama masuk sekolah
2
21,22 Juli  dan 11 s.d18 Agustus 2012
Hari libur Ramadhan (sebelum dan awal bulan Ramadhan dan akhir bulan Ramadhan)
3
17  Agustus  2012
HUT Kemerdekaan Republik Indonesia
4
19 dan 20 Agustus 2012
Hari Besar Idul Fitri 1432 H
5
21  s.d. 27  Agustus 2012
Hari libur Idul Fitri 1433 H Tahun 2012
6
26  Oktober 2012
Hari Besar Idul Adha 1433 H
7
15 November 2012
Tahun Baru Hijjriyah 1434 H
8
24  November 2012
Peringatan  Hari Guru
9
1 s.d. 8 Desember 2012
Ulangan Akhir Semester
10
22  Desember  2012
Penerimaan raport
11
24 Des 2012  s.d. 5 Jan 2013
Libur Semester Gasal
12
25  Desember  2012
Hari  Natal  2012
13
24 Januari 2013
Tahun baru Imlek 2564
14
12 Maret 2013
Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1935
15
29 Maret 2013
Wafat Yesus Kristus
16
9 Mei 2013
Kenaikan  Yesus Kristus
17
25 Mei 2013
Hari raya Waisak 2557
18
6 Juni 2013
Isra' Mi'raj  Nabi Muhammad SAW
19
22 s.d. 26 April 2013
Ujian Sekolah
20
2 Mei 2012
Hari Pendidikan Nasional tahun 2012
21
13 s.d. 15 Mei 2013
UN SD (Utama)
22
20  s.d. 22  Mei  2013
UN SD (Susulan)
23
10 s.d. 15  Juni  2013
Ulangan Kenaikan Kelas
24
Pembagian Laporan Hasil Belajar (Kenaikan Kelas)
29  Juni 2013
25
1 s.d.  13  Juli  2013
Libur Kenaikan kelas
26
10 -21 Des, 17 -28 Jun 2013
Hari Kegiatan sekolah
27
21,22,23 Maret 2013
Latihan Ujian Tahap I
28
15,16,17 April 2013
Latihan Ujian Tahap II





KATA KERJA OPERASIONAL

Kata kerja Operasional untuk pengembangan Indikator Silabus dan RPP berdasarkan taksonomi Bloom dibagi dalam beberapa pencapaian kompetensi dasar, KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya.
Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a.       Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berpikir.
b.      Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
c.       Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

            Dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang digunakan dalam Kompetensi Dasar; Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah; Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan/ daerah. Daftar kata kerja operasional dengan tiga ranah yang biasa dipergunakan untuk menyusun indikator.
A.     Ranah Kognitif
Indikator kognitif proses merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan muncul setelah melakukan serangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Perilaku ini sejalan dengan keterampilan proses sains, tetapi yang karakteristiknya untuk mengembangkan kemampuan berfikir siswa. Indikator kognitif produk berkaitan dengan perilaku siswa yang diharapkan tumbuh untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Indikator kognitif produk disusun dengan menggunakan kata kerja operasional (terlampir) aspek kognitif. Obyek dari indicator adalah produk IPA misalnya konsep, hukum, kaidah dll.
Ø  Pengetahuan (C1) :
Mengutip, Menyebutkan, Menjelaskan, Menggambar, Membilang, Mengidentifikasi, Mendaftar, Menunjukkan, Memberi label, Memberi indeks, Memasangkan, Menamai, Menandai, Membaca, Menyadari, Menghafal, Meniru, Mencatat, Mengulang, Mereproduksi, Meninjau, Memilih, Menyatakan, Mempelajari, Mentabulasi, Memberi kode, Menelusuri, Menulis
Ø  Pemahaman (C2) : 
Memperkirakan, Menjelaskan, Mengkategorikan, Mencirikan, Merinci, Mengasosiasikan, Membandingkan, Menghitung, Mengkontraskan, Mengubah, Mempertahankan, Menguraikan, Menjalin, Membedakan, Mendiskusikan, Menggali, Mencontohkan, Menerangkan, Mengemukakan, Mempolakan, Memperluas, Menyimpulkan, Meramalkan, Merangkum, Menjabarkan
Ø  Penerapan (C3) : 
Menugaskan, Mengurutkan, Menerapkan, Menyesuaikan, Mengkalkulasi, Memodifikasi, Mengklasifikasi, Menghitung, Membangun , Membiasakan, Mencegah, Menentukan, Menggambarkan, Menggunakan, Menilai, Melatih, Menggali, Mengemukakan, Mengadaptasi, Menyelidiki, Mengoperasikan, Mempersoalkan, Mengkonsepkan, Melaksanakan, Meramalkan, Memproduksi, Memproses, Mengaitkan, Menyusun, Mensimulasikan, Memecahkan, Melakukan, Mentabulasi, Memproses, Meramalkan
Ø  Analisis (C4) :
Menganalisis, Mengaudit, Memecahkan, Menegaskan, Mendeteksi, Mendiagnosis, Menyeleksi, Merinci, Menominasikan, Mendiagramkan, Megkorelasikan, Merasionalkan, Menguji, Mencerahkan, Menjelajah, Membagankan, Menyimpulkan, Menemukan, Menelaah, Memaksimalkan, Memerintahkan, Mengedit, Mengaitkan, Memilih, Mengukur, Melatih, Mentransfer


Ø  Sintesis (C5) :  
Mengabstraksi, Mengatur, Menganimasi, Mengumpulkan, Mengkategorikan, Mengkode, Mengombinasikan, Menyusun, Mengarang, Membangun, Menanggulangi, Menghubungkan, Menciptakan, Mengkreasikan, Mengoreksi, Merancang, Merencanakan, Mendikte, Meningkatkan, Memperjelas, Memfasilitasi, Membentuk, Merumuskan, Menggeneralisasi, Menggabungkan, Memadukan, Membatas, Mereparasi, Menampilkan, Menyiapkan Memproduksi, Merangkum, Merekonstruksi
Ø  Penerapan (C6) :
Membandingkan, Menyimpulkan, Menilai, Mengarahkan, Mengkritik, Menimbang, Memutuskan, Memisahkan, Memprediksi, Memperjelas, Menugaskan, Menafsirkan, Mempertahankan, Memerinci, Mengukur, Merangkum, Membuktikan, Memvalidasi, Mengetes, Mendukung, Memilih, Memproyeksikan

B.     Ranah Afektif
Indikator afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA, indicator afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu, indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan objek sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah: berlaku jujur, peduli, tanggungjawab dll. Selain itu, indicator Afektif juga perlu memunculkan keterampilan social misalnya: bertanya, menyumbang ide atau berpendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dll.
Ø  Menerima :
Memilih, Mempertanyakan, Mengikuti, Memberi, Menganut, Mematuhi, Meminati
Ø  Menanggapi : 
Menjawab, Membantu, Mengajukan, Mengompromika, Menyenangi, Menyambut, Mendukung, Menyetujui, Menampilkan, Melaporkan, Memilih, Mengatakan, Memilah, Menolak
Ø  Menilai :
Mengasumsikan, Meyakini, Melengkapi, Meyakinkan, Memperjelas, Memprakarsai, Mengimani, Mengundang, Menggabungkan, Mengusulkan, Menekankan, Menyumbang.

Ø  Mengelola : 
Menganut, Mengubah, Menata, Mengklasifikasikan, Mengombinasikan, Mempertahankan, Membangun, Membentuk pendapat, Memadukan, Mengelola, Menegosiasi, Merembuk

Ø  Menghayati : 
Mengubah perilaku, Berakhlak mulia, Mempengaruhi, Mendengarkan, Mengkualifikasi, Melayani, Menunjukkan, Membuktikan, Memecahkan.

C.    Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan tampak setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Selama proses pembelajaran IPA, diperlukan kegiatan yang berkaitan dengan percobaan, penemuan atau pembuktian konsep. Kegiatan ini melibatkan aktivitas fisik, misalnya merangkai, mengukur, membuat, dll.
v  Menirukan (P1):
Mengaktifkan, Menyesuaikan, Menggabungkan, Melamar, Mengatur, Mengumpulkan, Menimbang, Memperkecil, Membangun, Mengubah, Membersihkan, Memposisikan, Mengonstruksi

v  Memanipulasi (P2):
Mengoreksi, Mendemonstrasikan, Merancang, Memilah, Melatih, Memperbaiki, Mengidentifikasikan, Mengisi, Menempatkan, Membuat, Memanipulasi, Mereparasi, Mencampur

v  Pengalamiahan (P3): 
Mengalihkan, Menggantikan, Memutar, Mengirim, Memindahkan, Mendorong, Menarik, Memproduksi, Mencampur, Mengoperasikan, Mengemas, Membungkus



v  Artikulasi (P4):
Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk, Memadankan, Menggunakan, Memulai, Menyetir, Menjeniskan, Menempel, Menseketsa, Melonggarkan, Menimbang Contoh penggunaan Kata Kerja Operasional dalam pengembangan silabus RPP Dalam menyusun indikator, yang perlu bapak ibu petakan adalah konsep berpikir siswa dari yang mudah ke sukar, teori ke praktik, dan seterusnya. Yang terpenting adalah Bapak ibu dalam menyusun kata kerja operasional harus runut dan berjenjang seperti contoh yang saya sebutkan diatas.























ASESMEN KINERJA DAN  ASESMEN PORTOFOLIO

A.    ASESMEN KINERJA
ü  Pengantar
Suatu asesmen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna diantaranya asesmen kinerja, observasi dan pertanyaan, presentasi dan diskusi, proyek dan investigasi, serta portofolio dan jurnal. Asesmen kinerja bertujuan untuk mengases unjuk kerja siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Portofolio merupakan kumpulan pekerjaan siswa yang menunjukkan usaha, perkembangan dan kecakapan mereka dalam satu bidang atau lebih. Kumpulan ini harus melibatkan partisipasi siswa dalam seleksi isi, kriteria seleksi, kriteria penilaian dan bukti refleksi diri. Kumpulan contoh pekerjaan siswa ini akan menggambarkan kemajuan dan pencapaian siswa dalam suatu bidang tertentu.
ü  Uraian
Pengertian Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya formal pengumpulan informasi yang berkaitan dengan variabel-variabel penting pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh guru-guru untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa (Herman et al, 1992:95: Po-pham, 1995:3). Variabel-variabel penting yang dimaksud sekurang-kurangnya meliputi pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap siswa dalam pembelajaran yang diperoleh guru dengan metode dan prosedur baik formal maupun informal, sebagaimana dikemukakan oleh Corner (1991:2-3). Tujuan utama penggunaan asesmen dalam pembelajaran (classroom assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan propesional untuk memperbaiki pembelajaran.
Menurut Popham (1995:4-13) asesmen bertujuan untuk antara lain untuk :
a.       mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar,
b.      memonitor kemanjuan siswa,
c.       menentukan jenjang kemampuan siswa,
d.      menentukan efektivitas pembelajaran,
e.       mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran,
f.       mengevaluasi kinerja guru kelas,
g.      mengklarifikasi tujuan pembelajaran yang dirancang guru
Setiap penggunaan asesmen alternatif bentuk apapun dicirikan oleh hal-hal berikut: 
a.       menuntut siswa untuk merancang, membuat, menghasil-kan, mengunjukkan atau melakukan sesuatu,
b.      memberi peluang untuk terjadinya berpikir kompleks dan/atau memecahkan masalah,
c.       menggunakan kegiatan-kegiatan yang bermakna secara instruksional,
d.      menuntut penerapan yang autentik pada dunia nyata,
e.       pensekoran lebih di-dasarkan pada pertimbangan manusia yang terlatih daripada mengandalkan mesin. Untuk memperoleh asesmen dengan standar tinggi, maka penggunaan asesmen harus relevan dengan standar atau kebutuhan hasil belajar siswa, adil bagi semua siswa, akurat dalam pengukuran, berguna, layak dan dapat dipercaya. (Herman,1997:198)
Agar penggunaan asesmen dalam kelas sesuai dengan pembelajaran dan dapat meningkatkan pembelajaran tersebut Cottel (1991) menggagaskan 5 petujuk bagi guru penggunaan asesmen dalam kelas.Kelima petunjuk tersebut adalah:
1.      senantiasa menganggap bahwa pembelajaran terus berlangsung,
2.      selalu meminta siswa untuk menunjukkan bukti-bukti bagaimana mereka belajar,
3.      memberi siswa umpan balik tentang respon kelas serta rencana pengajar tentang respon tersebut,
4.      melakukan penyesuaian-penyesuaian yang tepat untuk meningkatkan pembelajaran, dan
5.      menilai ulang bagaimana penyesuaian-penyesuaian tersebut bekerja cukup baik.
Fungsi asesmen dalam pembelajaran :
 Asesmen merupakan bagian yang terpenting dalam proses pembelajaran di bidang studi apapun. Asesmen hendaknya dibedakan dalam pengukuran prestasi belajar (pengumplan imformasi tentang prestasi murid-murid melalui tes dan lembar kerja) sedangkan asemen merupakan konsep yang lebih luas yang mencakup penilaian profesionlal pendidik, perasaan dan pengamatan, serta imformasi – imformasi lain yamg di kumpulkan dari lingkungan belajar.

Fungsi asesmen:
a.       Sebagai alat untuk merencanakan, pedoman, mempekaya pembelajran IPA di kelas,
b.      Sebagai alat komumnikasi dengan murid – murid, administrator dan orang tua murid, tentang pentingnya IPA,
c.       Sebagai alat untuk memonitor hasil belajar IPA dan perbaikan pembelajaran,
d.      Sebagai alat untuk memperbaiki kurikulum dan pengajaran IPA,
Peranan Asesmen
a.       Asesmen Diagnostik
Dilakukan dengan cara
1.      Tes tertulis dapat digunakan dlam tes diagnostik. Tes semacam ini disebut (prates atau pretes)
2.      Tes lisan
Dari data yang di peroleh dari tes tersebut maka dapat membantu guru mengidentifikasi minat, kelebihan dan kelemahan murid dalam bidang srudy IPA, mambantu guru melihat apakah seorang murid memerlukan bantuan dalam belajar atau tudak dan memberi informasi tentang perbedaan-perbedaan cara belajar murid-murid.
Adapun minat dan motivasi siswa dapat ditingkatkan dengan cara:
a.       Mengajak siswa menjadi rekan yang aktif dalam proses pembelajaran dan mulailah membiasakan sedikit demi sedikit melepaskan mereka dari situasi dimana mereka hanya sebagai pendekar yang aktif.
b.      Mengajak siswa menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis bagi dirinya dan selalu menginformasikan kamajuan mereka dalam pencapaian tujuan pembelajaran tersebut.
c.       Membimbing siswa agar menjadi mandiri dalam belajar dan dilihat dimana atau bagaimana prestasi akademis pada saat ini dan pada masa mendatang.
d.      Menunjukan bahwa kita benar-benar peduli akan keberhasilan mereka.
Ada beberapa asesmen dalam pembelajaran, yaitu:
a.       Asesmen formatif dalam pembelajaran
Asesmen formatif kadang-kadang diperlukan ditengah-tengah pembelajaran. Bila guru mengalami konsep-konsep yang sukar, maka diadakan asesmen mendapatkan data bagaimana caranya memodifikasi sebagian atau keseluruhan pembelajaran. Asesmen ini juga dapat dilaksanakan bila siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Jenis tes yaitu berbentuk lisan. Tertulis, atau bentuk unjuk kinerja murid terutama untuk penguasaan keterampilan proses IPA.
b.      Asesmen sumatif dalam pembelajaran
Asesmen ini dilakukan untuk mendapatkan nilai akhir untuk menjaring data seberapa banyak dari bahan pelajaran yang dpat dipahami oleh siswa sebelum beralih kepokok bahasan berikutnya, peranan asesmen ini erat hubungannya dengan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajran yang jelas akan memudahkan perencanaan esesmen
Menurut Bloom, ada 6 tingkat intelegensia dalam ranah kognitif, yaitu:
1.      Pengetahuan tentang fakta-fakta dan prinsip-prisip
2.      Pemahaman (memahami fakta-fakta dan ide-ide)
3.      Penerapan (menerapkan fakta dan ide pada situasi baru)
4.      Analisa (memecahkan atau membagi komsep dalam bagian-bagiannya kemudian melihat hubungannya satu sama lain)
5.      Sintesa (mengumpulkan fakta-fakta dan ide-ide)
6.      Evaluasi (menentukan nilai dari fakta-fakta dan ide-ide)
Dua tingkat intelegensi yang pertama yaitu pengetahuan dan pemahaman dikategorikan golomgan pikir tingkat rendah, sedangkan keempat tingkat intelegensi berikutnya dikategorikan dalam golongan berpikir tingkat tinggi. Menurut hasil penelitian guru-guru hanya menuntut para siswa-siswanya penguasaan berpikir tingkat rendah yaitu pengetahuan yang memerlukan hafalan belaka. Aspek-aspek penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi hampir selalu diabaikan.
a.       Asesmen dalam ranah Kognitif
Cara-cara pelaksana asesmen dalam ranah kognitif
a.       Mempergunakan tes tertulis atau tes pensil dan kertas.
b.      Mempergunakan observasi guru atas kinerja siswa.
c.       Mempergunakan tes gambar-gambar yang dibubuhi sedikit tulisan atau kata-kata
d.      Mempergunakan jurnal siswa-siswi.
e.       Mempergunakan peta konsep dan yang penting tidak umum dilakukan tetapi ada baiknya dicoba adalah portofolio.
b.      Asesmen untuk kategori berpikir Tingkat Tinggi
Yang termasuk kategori tingkat tinggi menurut Bloom adalah aspek-aspek penerapan, analisa, sintesa, dan evaluasi. Dalam aspek penerapan, murid mempergunakan ilmu pengetahuan yang sudah dimilikinya untuk diterapkan dalam situasi batu yang berbeda dengan situasi yang dikenalnya. Pada dasarnya kita meminta atau memeriksa apakah murid-murid benar memahami suatu konsep sehingga dapat menerapkan dalam konteks yang lain.
Contoh:
Kamu sudah mempelajari bahwa antara makhluk hidup ada saling ketergantungan.
Terapkanlah pengetahuanmu pada situasi ini:
1.      Pernyataan berikut ini adalah salah “ menebak burung-burung kecil adalah suatu cara untuk olahraga yang menyenangkan”.
2.      Bagaimana yang benar?
3.      Apa yang kamu lakukan bila ada orang-orang yang menembaki burung-burung dihalamanmu?
Asesmen keterampilan menganalisa melibatkan pemecahan ide atau pemenggalan ide, kemudian siswa ditanya apakah mereka memahami hubungan antara pengalaman. Gambar-gambar kartun, grafik, gambar-gambar tanpa kita dapat dipakai untuk menjadi keterampilan menganalisa.


c.       Asesmen dalam ranah Afektif
Ranah kognitif meliputi pengetahuan-pengetahuan dan pemahaman secara intelektual. Menurut Bloom ranah afektif mencakup perasaan, emosi, minat, sikap, nilai, dam apresiasi. Hal ini erat hubunganya dengan perasaan murid terhadap palajarn IPA dan bagaimana perasaan ini mempengaruhi prestasi belajar siswa. Cara lain untuk mengetahui parasaan murid adalah dengan menggunakan daftar pilihan.

Contoh
Berikan tanda X diantara kata yang berlawanan dibawah ini:
IPA
Ø  Menyenangkan...........................................     membosankan
Ø  Baik............................................................     Buruk
Ø  Berguna......................................................     Tidak berguna
Ø  Mudah........................................................     Sulit
Ø  Rumit..........................................................    Sederhana
Ø  Diperlukan..................................................    Tidak diperlukan

d.      Asesmen dalam ranah Psikomotor
Ranah Psikomotor lebih menekankan keterampilam-keterampilan motorik atau keterampilan menangani benda-benda atau alat-alat pada waktu melakukan kegiatan percobaan IPA. Untuk ranah psikomotor kita dapat membuat bagan untuk mengklasifikasi tujuan pembelajaran.
e.       Beberapa Teknik Asesmen Praktis
Asesmen praktis dapat dipakai untuk menilai keterampilan psikomotor siswa, kemampuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah, serta mengakses tentang perasaan mereka mengenai gejala yang mereka amati/selidiki dalam percobaan. Jawaban siswa boleh lisan maupun tulisan.

Kelemahan dari asesmen praktis yaitu:
1.      Perlu alat-alat atau bahan-bahan untuk diotak-ataik,
2.      Perlu tempat khusus untuk pelaksanaan,
3.      Persiapan dan pembersihan sesudah pelaksanaan asesmen,
4.      Waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan relatif lama,
5.      Hanya sedikit dari meteri pembelajaran yang dapat dites.
Asesmen Kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukan kemampuan siswa dalam proses dan produk. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Asesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Misalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat, bukan sebelum atau setelah alat dirancang.
Asesmen ini melibatkan aktivitas siswa yang membutuhkan unjuk keterampilan tertentu dan/atau penciptaan hasil yang telah ditentukan. Karena itu, metodologi asesmen ini memberi peluang kepada guru untuk menilai pencapaian berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes tertulis. Melalui metodologi ini, asesmen kinerja memungkinkan guru mengamati siswa saat siswa sedang bekerja atau melakukan tugas belajar, atau guru dapat menguji hasil-hasil yang dapat dicapai, serta menilai (judge) tingkat penguasaan/kecakapan yang dicapai siswa.
Asesmen kinerja tidak hanya bergantung pada jawaban benar atau salah. Sebagaimana halnya dengan asesmen bentuk essay, observasi yang dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan pertimbangan-pertimbangan subyektif berkenaan dengan level prestasi yang dicapai siswa. Evaluasi ini didasarkan pada perbandingan kinerja siswa dalam mencapai standar excellent (keunggulan, prestasi) yang telah dicapai sebelumnya. Sebagaimana tes essay, pertimbangan guru digunakan sebagai dasar penempatan kinerja siswa pada suatu kesatuan/kontinum tingkatan-tingkatan prestasi yang terentang mulai dari tingkatan yang sangat rendah sampai tingkatan yang sangat tinggi.
Hal-hal yang harus kita pahami tentang asesmen kinerja adalah kita mendesain dan mengembangkan asesmen kinerja untuk digunakan kelak di kelas kita sendiri. Metodologi asesman kinerja bukanlan suatu obat yang mujarab, bukan penyelamat guru, dan juga bukan merupakan suatu kunci untuk menilai kurikulum yang sebenarnya. Asesmen ini semata-mata merupakan alat yang memberikan cara-cara yang efisien dan efektif untuk menilai beberapa (bukan keseluruhan) hasil-hasil dari proses pendidikan yang dipandang berguna.
Berdasarkan cara melaksanakan asesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi :
1.      Asesmen Kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan.
2.      Asesmen Kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara berkelompok.
3.      Asesmen Kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individu.
Pada pelaksanaannya, guru dapat mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akan diases dalam kurun waktu tertentu. Misalnya dalam dua semester guru merencakan untuk mengases keterampilan setiap siswa dalam membuat larutan. Guru merencanakan dalam dua semester tersebut empat kali kegiatan yang menuntut siswa membuat larutan. Maka guru dapat membagi siswa ke dalam empat kelompok siswa yang akan di ases Siswa kelompok pertama akan diases pada kegiatan pembuatan larutan pertama,, kelompok berikutnya diases pada pembuatan larutan yang berikutnya. Sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai keterampilannya dalam membuat larutan. Asesmen kinerja yang digunakan oleh guru tersebut adalah asesmen kinerja individu.
Untuk merealisasikan asesmen kinerja ini, dimulai dengan membuat perencanaan asesmen kinerja yang meliputi tiga fase penting, yaitu :
a.       Fase 1 : mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa  yang ingin dinilai. Misalnya kemampuan menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi: membawa mikroskop dengan benar, menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan bayangan benda.
b.      Fase 2 : mendesain latihan-latihan kinerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya guru akan menilai kemampuan menggunakan mikroskop, maka KBM yang dipersiapkan adalah praktikum dengan menggunakan mikroskop.
c.       Fase 3 : melakukan penskoran dan perekaman/pencatatan hasil.
Tujuan dan peran asesmen kinerja menurut popham tujuan asesmen kinerja adalah:
a.       Mendiagnosa lekebihan dan kelemahan siswa dalam belajar.
b.      Memonitor kemajuan atau perkembangan siswa, menentukan level atau jenjang kemampuan siswa, mempengaruhi persepsi public tentang efektifitas pembelajaran.
c.       Mengevaluasi kinerja guru dan mengklasifikasi tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh guru.
Assesman kinerja bersifat lugas (fleksibilitas) dalam pengembangan bagianbagiannya, tetapi ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu ketika meninjau faktor-faktor konteks dalam rangka pengambilan keputusan tentang kapan mengadopsi metode-metode assesman kinerja. Pada dasarnya faktor-faktor utama yang dipertimbangkan dalam proses seleksi assesman sesuai dengan sasaran prestasi untuk siswa dan juga dengan metodologi assesman kinerja.
Dalam klasifikasi kinerja, pemakai bebas memilih dari suatu rentangan sasaran prestasi yang mungkin, dan asesmen kinerja dapat difokuskan pada sasaran-sasaran khusus dengan mengambil tiga keputusan desain: merumuskan jenis kinerja yang dinilai, mengidentifikasi siapa yang akan dinilai dan menetapkan kriteria kinerja.
Kegiatan dalam komponen pengembangan latihan harus dipikirkan hal-hal yang menyebabkan siswa melakukan perbuatan tertentu yang dapat merefleksikan tingkat penguasaan/kecakapan/prestasi yang dicapai. Karena itu, dalam hal ini harus dipertimbangkan hakekat latihan, banyaknya latihan yang dibutuhkan, dan petunjuk-petunjuk aktual bagi siswa untuk melakukan latihan tersebut.
Dalam hal penskoran, penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat. Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya - tidak) atau skala rentang (sangat baik -baik - agak baik- tidak baik).
Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Berikut ini adalah contoh asesmen kinerja dalam menggunakan mikroskop dengan teknik penilai daftar ceklis:
NO
Aspek Penilaian
YA
TIDAK
1
Membawa mikroskop dengan benar


2
Menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu


3
Mengatur pencahayaan


4
Memasang preparat


5
Memfokuskan bayangan benda



Tes Formatif
1.      Seorang guru SD akan membelajarkan topik tentang “Gaya” di kelas VI dengan menggunakan metode praktikum. Untuk itu beliau membawa bambu, paku, penggaris, dan tiga buah beban dari kayu dengan ukuran yang berbeda. Guru tersebut kemudian mengajak siswa membuat model jungkit-jungkit. Asesmen apakah yang harus dipersiapkan guru untuk menilai kemampuan siswa merancang model jungkitjungkit?
a. Asesmen respons terseleksi (Selected response assesment).
b. Asesmen bentuk essay (Essay Assesment).
c. Asesmen kinerja.
d. Asesmen portofolio.
2. Untuk soal no 6 dan 7 Perhatikan contoh asesmen di bawah ini  No.
NO
Kegiatan
1
2
3
1
Memberi label pada gelas plastik (A, B, C, D)



2
Memasukkan jenis ikan atau organisme lain pada tiap gelas sesuai dengan yang dituntut di LKS



3
Membedakan organisme yang ada pada tiap gelas plastik



4
Kebersihan (memasukan air tanpa berceceran)



5
Kerjasama antar siswa



Asesmen tersebut mengukur kemampuan siswa dalam hal…
a. sikap siswa ketika praktikum
b. kinerja siswa dalam praktikum
c. pemahaman konsep siswa ketika praktikum
d. hasil karya siswa setelah praktikum
3. Menurut Anda, bagimana pembelajaran yang harus dipersiapkan guru agar aspek     dalam asesmen di atas dapat ditampilkan oleh siswa....
a. demonstrasi
b. diskusi
c. praktikum                                                                         
d. presentasi siswa
4. Seorang guru akan mengajarkan tentang hubungan antara ciri-ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cicak, bebek) dan lingkungan hidupnya di kelas VI SD melalui pendekatan lingkungan. Pada akhir kegiatan dilakukan diskusi kelas dengan meminta kelompok mempresentasikan hasil kegiatannya. Pada saat kelompok presentasi, aspek kinerja yang dapat diukur oleh guru adalah...
a. Mengemukaakan pendapat, mengobservasi dengan berbagi indera dan mencatat hasil pengamatan.
b. Mengemukaakan pendapat, dan mencatat hasil pengamatan.
c. Kerjasama antar siswa men, mengobservasi dengan berbagi indera dan membuat bagan hasil pengamatan.
d. Mengemukakan pendapat, berkomunikasi lisan dan kerjasama antar siswa.
5. Manakah alasan yang TIDAK tepat mengenai penggunaan bentuk/teknik assesmen yang bervariasi dalam penilaian ?
a. Agar potensi siswa dapat diungkap sebanyak mungkin
b. Agar informasinya dapat tepat dan lebih akurat
c. Agar hasilnya dapat digabung dan digunakan
d. Agar prosesnya dapat dilakukan banyak pihak
6. Apakah kekhasan dari tes untuk mengukur kinerja ?
a. Perlu ada tugas yang harus dikerjakan
b. Perlu ada pertanyaan yang harus dijawab
c. Perlu ada instruksi yang harus direspon
d. Perlu ada kegiatan yang harus ditampilkan
7. Apabila guru akan menilai kinerja siswa dalam hal membawa peralatan untuk percobaan yang digunakan, maka teknik asesmen dan penskoran yang paling sesuai adalah....
a. Asesmen kinerja dengan skala rentang
b. Asesmen kinerja dengan daftar ceklist
c. Asesmen fortofolio dengan daftar ceklis
d. Asesmen portofolio dengan skala rentang
8. Seorang guru akan menilai aktivitas siswa dalam berkomunikasi dan kerjasama. Maka strategi pengajaran yang harus dipersiapkan guru adalah:
a. demonstrasi dan diskusi kelas
b. diskusi dan penugasan
c. kooperatif learning dan diskusi
d. kooperatif dan demostrasi
9. Perbedaan utama asesmen kinerja dengan tes adalah
a. dibutuhkan unjuk keterampilan
b. dibutuhkan jawaban tertulis
c. diperlukan waktu tambahan di luar jam pelajaran
d. diperlukan banyak pengamat
10. hal-hal berikut ini yang harus diperhatikan dalam menyediakan latihan-latihan kinerja siswa kecuali....
a. Jenis latihan yang dibutuhkan
b. Banyaknya latihan yang dibutuhkan
c. Petunjuk-petunjuk aktual bagi siswa untuk melakukan latihan tersebut.
d. Banyaknya soal latihan yang dibutuhkan

Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang ada di bagian belakang BBM ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar dan selanjutnya gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus:
Jumlah jawaban benar
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar x 100%
                                                            10
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
90% - 100%    = baik sekali
80% - 89%      = baik
70% - 79%      = sedang
- 69%               = kurang
Apabila anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, anda dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Bagus! Apabila tingkat penguasaan anda ternyata masih di bawah 80%, anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai.
B.     ASESMEN PORTOFOLIO

ü  Pengantar
Salah satu prinsip penilaian adalah bersifat menyeluruh artinya menyangkut semua aspek kepribadian siswa yakni aspek produk dan proses belajar. Penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa dapat dijaring melalui berbagai asesmen. Asesmen portofolio merupakan asesmen otentik yang menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru.
ü  Uraian
Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa dan guru yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa. kumpulan karya siswa yang akan dikumpulkan sebagai dokumen portofolio terlebih dahulu direviu oleh guru, sehingga bersama guru siswa dapat menentukan bukti-bukti nyata yang menggambarkan perkembangan dirinya Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa, orang tua serta pihak lain yang berkepentingan.
Portofolio sebagai asesmen otentik dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu: 1) mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu, 2) mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, 3) membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar, 4) mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Keuntungan penerapan portofolio sebagai asesmen otentik antara lain sebagai berikut:
1) kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, misalnya serangakian kumpulan jurnal dan laporan percobaan siswa dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan siswa dalam membuat laporan.
2) menekankan pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat serta memberikan pengaruh positif dalam belajar. Seleksi hasil karya terbaik siswa melibatkan siswa sehingga siswa merasa dihargai,
3) membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari pada membandingkan dengan pekerjaan orang lain,
4) siswa dilatih untuk menentukan pilihan karya terbaik,
5) memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu,
6) dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa itu sendiri, orang tua dan pihak lain yang terkait.
Penerapan asesmen portofolio
Portofolio haruslah menjadi bagaian yang tidak terpisahkan dari pembelajran. Menurut gronlund (2003) pertimbangan utama dalam perencanaan pengembangan portofolio adalah tujuan portofolio, jenis-jenis bukti yang dmasukkan, petunjuk untuk menyeleksi dan mengevalusi isi, merawat dan menggunakan portofolio, serta mengevalusi portofolio.
Dalam mengevaluasi kinerja siswa secara keseluruhan yang tercermin dalam portofolio, dapat disusun kriteria umum untuk mengevaluasi struktur portofolio, tingkat kemajuan siswa, serta rubrik skor keseluruhan. Secara lebih operasional cooper (dalam sweet-Guy &Buzzetto-More, 2006) mengidentifikasi enam langkah apabila hendak melakukan asesmen portofolio: mengidentifikasi ruang lingkup keterampilan, mendesain hasil belajar yang dapat dikur, mengidentifikasi strategi pembelajaran, mengidentifikasi indikator kinerja, mengumpulkan bukti, dan penilaian. Walaupun tampak operasional, pernyataan cooper ini lebih mengarah kepada langkah-langkah asesmen kinerja secara umum.



Klenowski (2002) merumuskan langkah-lamgkah pengembangan asesmen portofolio, yang dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
1.      Fase 1: konseptualisasi portofolio
Fase ini meliputi pemahaman asesmen perkembangan, kontinum perkembangan, peta kemajuan, dan acuan patokan. Kemajuan untuk mengembangkan dokumen portofolio memerlukan waktu dan ditunjukkan oleh akumulasi koleksi karya. Maksud asesmen perkembangan adalah untuk menilai pencapaian siswa dalam peta kemajuan, kontium perkembangan, atau seperangkat deskriptor kemajuan untuk mengidentifikasikan pengalaman belajar yang sesuai dan memonitor belajar siswa. Kegiatan ini di dalam “ ranah KTSP” mirip dengtan merumuskan pengalaman belajar dan indikator dari suatu level kompetensi dasar (KD).
2.      Fase dua: Pengembangan portofolio
Kegiatan dalam fase ini meliputi asesmen formatif, umpan balik, asesmen kinerja, dan memantapkam validitas. Asesmen formatif terjadi pada selama proses dan ditujukan untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Proses kompleks ini cenderung berpusat pada guru, dengan guru berperan memberikan umpan balik pada aspek-aspek spesifik yang ditujukan untuk membantu siswa memperbaiki kinerjanya. Asesmen kinerja dapat manjadi bagian integral dari karya portofolio.
3.      Fase tiga: Penilaian portofolio
Kegiatan dalam fase ini meliputi memastikan reliabilitas, standar, asesmen sumatif, dan asesmen holistik. Hal yang berkaitan dengan reliabilitas dibahas dalam subbab tersendiri. Asesmen sumatif berimplikasi pada peninjauan kinerja yang telah lalu. Di dalam portofolio, asesmen sumatif ditujukan untuk menentukan karya siswa dibandingkan dengan kriteria target.
Guru dapat mengumpulkan portofolio melalui berbagai cara. Cara yang akan dipakai harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan. Berikut ini adalah model portofolio IPA SD yang berisi contoh pekerjaan siswa.
1. Hasil ulangan
2. Uraian tertulis hasil kegiatan percobaan sederhana.
3. Gambar-gambar dan laporan lisan,
4. Produk berupa hasil pekerjaan proyek
5. Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa
6. Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah
7. Salinan piagam penghargaan
Selanjutnya contoh-contoh pekerjaan tersebut disimpan dalam satu tempat khusus (file folder) untuk setiap siswa. Ketika diperlukan, portofolio siswa dapat dengan mudah digunakan. Kejujuran siswa dalam melaporkan rekaman dan dokumentasi belajarnya serta kejujuran guru dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang telah disepakati meruapkan syarat dilaksanakannya asesmen portofolio.
Adapun bentuk-bentuk asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:
a.       Catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadiaannya.
b.      Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa.
c.       Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa.
d.      Respon-respon siswa terhadap pertanyaan.
e.       Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya : tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.
Jenis bukti yang dikumpulkan dalam portofolio bergantung pada tujuan penyusunan portofolio itu sendiri. Misalnya di kelas I SD siswa belajar sains dengan beberapa kompetensi diantaranya siswa mengenal anggota tubuh manusia melalui pengamatan gambar, siswa mengetahuai fungsi masing-masing anggota tubuh serta siswa mampu mengidentifikasi cara memelihara kesehatan anggota tubuh. Untuk mengumpulkan bukti bahwa siswa telah menguasai ke tiga kompetensi tersebut, jenis portofio yang harus dikumpulkan harus mengacu pada ketiga kompetensi tersebut. Misalnya laporan lisan siswa tentang kebiasaanya mengosok gigi di rumah merupakan bukti kompetensi ketiga.

Terdapat 3 langkah dalam menerapkan portofolio yaitu:
a. Tahap persiapan yang meliputi:
1. Menentukan jenis portofolio yang akan dikembangkan.
2. Menentukan tujuan penyusunan portofolio.
3. Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofolio.
4. Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio.
5. Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dlam menentukan kualitas portofolio. Rubrik dapat disepakati bersama oleh guru dan siswa.
             b. Mengatur portofolio
Portofolio diatur sesuai kesepakatan selama satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua tugas atau beberapa tugas tersebut akan dijadikan bukti dalam portofolio. Tugas-tugas yang dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan portofolio kemudian ditata dan diorganisir sesuai dengan ciri khas pribadi masing-masing. Portofolio dapat disimpan di dalam folder khusus untuk setiap siswa. Setiap bukti pekerjaan siswa yang masuk dan telah dipilih diberi tanggal.
c. Pemberian nilai akhir portofolio.
Bagian akhir yaitu menilai portofolio yangtelah lengkap. Asepek yang dinilia meliputi isi portofolio, dan kelengkapan portofolio yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang dan perencana (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri.




Isu-isu Teknis tentang Portofolio
1.      Validitas Portofolio
Validitas dalam asesmen portofolio mengacu kepada bukti yang tersedia untuk interpretasi asesmen dan konsekuensi potensial dalam pemanfaatan asesmen (Klenowski, 2002). Semua asesmen pada dasarnya berdasarkan sampling perilaku atau kinerja yang digunakan untuk generalisasi ke ‘semesta perilaku’ (Nuttal, dalam Klenowski, 2002). Sampling perilaku ini pada akhirnya bergantung pada asesor/guru, sehingga hal ini menjadi titik kritis validitas asesmen, termasuk asesmen portofolio. Dikaitkan dengan istilah-istilah validitas yang umum, Nitko (dalam Klenowski, 2002) menyatakan sebagai berikut :
a.       Validitas isi di dalam portofolio antara lain ditunjukkan apakah karya di dalam portofolio searah dengan tujuan pembelajaran.
b.      Validitas konstruk di dalam portofolio antara lain ditunjukkan, apakah karya di dalam portofolio mencerminkan keterampilan yang sesuai dengan konstruk keterampilan. (Sebagai contoh, keterampilan pemecahan masalah memiliki konstruk yang berbeda dengan keterampilan komunikasi).
c.       Validitas kriteria menunjukkan seberapa baik korelasi atau prediksi pengukuran kriteria eksternal dengan fokus asesmen. Friedman et al (2001) menyatakan bahwa kekuatan asesmen portofolio adalah asesmen portofolio memiliki kekuatan validitas prediktif, yakni menunjukkan kekuatan untuk memprediksi kinerja atau profesionalitas selanjutnya.
2.      Reliabilitas Portofolio
Esensi dari reliabilitas portofolio adalah apakah hasil asesmen dari portofolio serupa masih sama jika dilakukan oleh dua orang asesor. Garret et al. (2003), setelah menganalisis bahwa berbagai penelitian yang ada masih memfokuskan pada bagaimana menerapkan asesmen alternatif dan dampak asesmen alternatif, merumuskan dasar metodologi untuk proses establishing dan refining sistem penskoran asesmen alternatif untuk skala luas, dengan memfokuskan pada reliabilitas asesmen portofolio. Garret et al. (2003) merumuskan enam kriteria untuk penskoran portofolio yang reliabel, yaitu :
1.      Penskoran harus terjadi pada kondisi yang sama.
2.      Kriteria yang spesifik, dibuktikan oleh rubrik penskoran, harus dipahami dan digunakan.
3.      Contoh-contoh harus tersedia untuk tiap tingkat skala penskoran.
4.      Pengecekan berkala untuk reliabilitas harus dilakukan.
5.      Penilaian multipel harus digunakan dalam penskoran.
6.      Pencatatan akurat dan evaluasi proses harus dilakukan untuk memonitor hasil-hasilnya.
Kekurangan dan Kelebihan Portofolio
Konteks asesmen berkenaan dengan portofolio (Stiggins, 1994: 422):
Tujuan: dokumen peningkatan/kemajuan siswa selama satu satuan waktu. Hakekat hasil belajar: pengetahuan, penalaran, keterampilan, produk, dan/atau afektif perlu dinyatakan dalam portofolio yang mengarahkan siswa untuk mengumpulkan sampel pekerjaannya. Fokus bukti: menunjukkan perubahan performan/kinerja siswa dari waktu ke waktu atau status dalam satu aspek tertentu pada waktunya. Rentang waktu: Apabila kemajuan siswa menjadi fokus, perlu ada pembatasan waktu (satu bulan, satu semester). Hakekat bukti: Jenis bukti apa yang akan digunakan untuk menunjukkan kemampuan siswa (tes, sampel pekerjaan, hasil observasi).
Kelebihan portofolio :
a.       memungkinkan pendidik mengaseskemampuan siswa untuk membuat, menulis, menghasilkan berbagai tipe tugas akademik.
b.      memungkinkan guru menilai keterampilan atau kecakapan siswa.
c.       mendorong kolaborasi (komunikasi dan hubungan) antara siswa dan guru.
d.      memungkinkan guru mengintervensi proses dan menentukan di mana dan bilamana guru perlu membantu.
Kelemahan Portofolio :
a.       memerlukan waktu yang relatif panjang dan segera.
b.      guru harus tekun, sabar, dan terampil.
c.       tidak ada kriteria yang standar
Walaupun tidak adanya kriteria yang standar dalam asesmen portofolio, tetapi ada komposisi tertentu yang menjadi kuncinya, terutama untuk asesmen portofolio di dalam kelas (Popham, 1995). Guru perlu meyakinkan dirinya bahwa siswa memiliki portofolionya sendiri. Guru juga perlu menentukan jenis sampel karya yang akan dikumpulkan. Setelah terkumpul sampel karya siswa perlu disimpan di tempat yang khusus. Selanjutnya guru bersama siswa memilih kriteria untuk menilai sampel karya portofolio. Dalam penilaian hendaknya diutamakan siswa yang menilai karya mereka sendiri secara sinambung. Yang tidak kalah pentingnya adalah menjadwal dan melaksanakan kegiatan seminar. Terakhir, sebaiknya orangtua siswa dilibatkan dalam proses asesmen portofolio.
Dalam penggunaan portofolio hendaknya dipertimbangkan beberapa hal :
Ø  Pertama, hargai kepemilikan siswa terhadap hasil karyanya.
Ø  Kedua, siswa (secara perorangan) serta guru bersama-sama memilih sampel karya siswa dalam konteks kelas yang mendukung minat siswa, pengambilan keputusan dan kolaborasi.
Ø  Ketiga, undanglah orangtua untuk terlibat dalam proses portofolio, atau tetap adakan kontak dengan mereka tentang kegiatan-kegiatan yang sedang dan telahberlangsung dalam proses portofolio melalui buletin atau berita sekolah.
Ø  Keempat, upayakan ada kegiatan diskusi untuk memantapkan tampilan portofolio, dengan cara memberikan masukan yang sifatnya memberi saran, bukan menilai, dalam hal menemukan atau memunculkan keunikan atau keunggulan karya mereka.
Ø  Kelima, diskusikan unsur-unsur lain yang mungkin ditampilkan dari karya mereka agar mereka yakin bahwa karya mereka layak untuk ditampilkan secara bertanggungjawab dan membanggakan.
Ø  Keenam, hendaknya siswa dibantu dalam memilih karya mereka untuk dipamerkan. 
Ø  Ketujuh, mintalah siswa untuk memberikan alasan mengapa mereka memilih karya tertentu mereka untuk dipamerkan atau ditayangkan dengan cara menuliskannya dalam kartu-kartu laporan secara teratur (periodik) untuk dapat dirujuk apabila akan diperbaharui atau direvisi.
Ø  Kedelapan, adakan waktu untuk mereviu portofolio oleh gurur sendiri, catat kekuatan dari masing-masing portofolio.
Ø  Kesembilan, perbaharui portofolio yang ada secara berkala, siswa dilibatkan untuk membandingkan, menganalisis, dan memilih dengan berhati-hati dan berdasarkan pertimbangan yang dapat dipertanggung-jawabkan.
Ø  Kesepuluh, siswa mendapat kesempatan untuk mendiskusikan dengan siswa lainnya dalam pertemuan yang dijadwal, atau bahkan digelar dalam forum yang lebih luas (pameran).
Ø  Terakhir, gunakan portofolio dalam diskusi bersama orangtua, dan pihak pengambil keputusan tentang kemajuan dan perkembangan potensi siswa.
Dengan segala keunggulan dan keterbatasannya asesmen portofolio dapat diberdayakan sebagai alternatif untuk mengases kemajuan siswa dalam beberapa aspek, bukan hanya aspek pengetahuan atau penguasaan materi pelajaran. Selain itu asesmen portofolio merupakan bagian yang terpadu dari pembelajaran, tidak terpisah. Salah satu keunggulan asesmen portofolio yang sangat potensial untuk diterapkan dalam pembelajaran (IPA) di SD adalah "self assessment". Melalui program yang direncanakan dengan baik guru mengembangkan kemampuan mereka untuk mengases kemajuan mereka sendiri. Dengan demikian mereka dapat menggunakan kemampuan  mereka untuk memperbaharui penguasaan materi dan kemampuan mereka dengan mereka sendiri aktif mencari dari berbagai sumber. Kemampuan ini sangat penting untuk dikembangkan baik bagi mereka sendiri maupun bagi kepentingan siswa yang menjadi tanggung jawab mereka.  Dengan menggunakan asesmen portofolio, guru sebagai fasilitator juga akan termotivasi untuk terus secara aktif meng"update" dan meng"upgrade" kemampuannya, karena asesmen portofolio memang sudah sejak beberapa tahun terakhir ini dianjurkan dengan sangat untuk diterapkan di sekolah dasar. Apabila guru dituntut untuk dapat menerapkan pembelajaran portofolio (yang melibatkan asesmen portofolio) dan menerapkan asesmen portofolio, maka sudah sepatutnya mereka memberdayakan diri untuk memberi contoh pada mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab mereka. Pelajaran IPA sangat memungkinkan guru SD untuk memberdayakan kemampuan dan potensi siswa untuk mengungkap gejala alam yang diobservasi melalui berbagai bentuk asesmen. Pelajaran IPA sangat memungkinkan guru SD untuk memberdayakan kemampuan dan potensi siswa untuk mengungkap gejala alam yang diobservasi melalui berbagai bentuk asesmen. Selanjutnya untuk mempertahankan kondisi belajar peserta didik agar mereka terdorong untuk mau belajar, perlu diperhatikan adanya kondidsi eksternal dan kondisi internal yang akan mempengaruhi prroses belajar. Selain itu peserta didik perlu diberi kesempatan untuk beraktivitas atau belajar dengan cara melakukan tugas-tugasnya (learning by doing) melalui tugas-tugas yang relevan dengan tujuan belajarnya.


Contoh Implementasi portofolio
Mata Pelajaran            : Sains
Kelas/Semester            : I (tiga)/gasal 2012
Sekolah                       : SD N 02 Salatiga
Langkah-Langkah Penyusunan Portofolio
a.       Persiapan, meliputi:
1.      Menentukan jenis portofolio yang akan dikembangkan yaitu portofolio individu.
2.      Menentukan tujuan penyusunan portofolio yaitu mengetahui gambaran perkembangan pemahaman siswa tentang sains, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, serta mengetahui perkembangan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sains.
3.      Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dijadikan dokumen bukti portofolio, misalnya hasil tes formatif, hasil observasi guru tentang aktivitas belajar, hasil pengamatan guru tentang kemandirian, hasil wawancara guru dan sebaginya.
4.      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio.
5.      Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio.
6.      memutuskan bagaimana menilai portofolio yang sudah lengkap dan terorganisasi dengan baik (nilai akhir portofolio).
b. Mengatur Portofolio.
Siswa mengumpulkan dan mengkoleksi portofolio selama satu semester. Tugas-tugas yang akan dijadikan bukti dalam portofolio dimasukkan dalam file folder. Setiap bukti yang dikumpulkan harus diberi tanggal. Selanjutnya siswa menata dan mengorganisir tugas-tugas yang sudah terkumpul. Untuk kelas satu langkah ini dapat dibantu oleh guru.
c. Memutuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai. Penilaian akhir portofolio meliputi isi yang mengacu pada rubrik yang telah dibuat.

Tes Formatif
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Apakah yang ditekankan dalam assesmen portofolio ?
a. Kumpulan hasil karya atau prestasi siswa
b. Gabungan kinerja guru dan siswa
c. Kumpulan hasil penilaian KBM
d. Gabungan hasil tes kognitif dan tes kinerja
2. Manfaat penerapkan asesmen portofolio kecuali…
a. dapat menentukan bentuk dan cara remediasi pada siswa
b. dapat membandingkan pekerjaan antara siswa dengan siswa lain
c. mendorong siswa untuk berani membuat keputusan dan percaya diri
d. menjadikan siswa merasa dihargai.
3. Pihak-pihak yang menentukan kriteria penialian portofolio adalah
a. kepala sekolah dan guru
b. guru dan siswa
c. guru dan orang tua
d. orang tua dan kepala sekolah
4. Tugas siswa ketika diterapkan asesmen portofolio adalah
a. merancang jenis dan jumlah portofolio yang harus dikumpulkan
b. menentukan nilai akhir portofolio
c. menginformasikan penilain portofolio kepada orang tua
d. membuat dan mengumpulkan bukti-bukti untuk portofolio
5. Tahap persiapan yang harus dilakukan guru apabila akan menerapkan asesmen
portofolio adalah....
a.       Menentukan nilai akhir portofolio yang akan dikembangkan.
b.      menginformasikan tugas-tugas yang akan dijadikan bukti dalam portofolio kepada siswa.
c. Menginformasikan hasil portofolio kepada yang berkepentingan
d. Mengembangkan rubrik penilaian
6. Persamaan asesmen portofolio dan tes adalah
a. keberpihakan kepada siswa
b. waktu pelaksanaan di sepanjang KBM
c. keterlibatan siswa dalam penialian
d. menilai hasil belajar siswa
7. Bukti-bukti portofolio untuk menilai aspek kemampuan menulis siswa kelas VI dalam mata pelajaran IPA yaitu….
a. Hasil ulangan
b. Uraian tertulis hasil kegiatan percobaan sederhana.
c. Gambar-gambar dan laporan lisan,
d. Produk berupa hasil pekerjaan proyek
8. Bukti-bukti portofolio untuk menempatkan siswa dalam kelas remediasi adalah
a. Hasil tes skrining
b. Catatan anekdotal
c. Gambar-gambar dan laporan lisan
d. Produk berupa hasil pekerjaan proyek
9. Bukti-bukti portofolio untuk menentukan status siwa bermaslaah dalam pergaulan adalah
a. Catatan anekdotal mengenai perilaku siswa
b. Ceklis atau daftar cek,
c. respon-respon siswa terhadap pertanyaan
d. tes hasil belajar
10. Menurut Anda, bagaimana seharusnya guru dalam menilai portofolio siswa
a. membandingkannya dengan portofolio siswa lain
b. merahasiakan nilai akhir portofolio kepada siswa
c. membandingkan pekerjaan siswa sekarang dengan yang lalu
d. menilai portofolio sesuai nurani guru

Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Cocokkanlah jawaban anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang ada di bagian belakang BBM ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang benar dan selanjutnya gunakanlah rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus:
 Jumlah jawaban benar
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban anda yang benar X 100%
                                                            10
Arti tingkat penguasaan yang anda capai:
 90% - 100% = baik sekali
 80% - 89% = baik
 70% - 79% = sedang  - 69% = kurang
Apabila anda mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, anda dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2. Bagus! Apabila tingkat penguasaan anda ternyata masih di bawah 80%, anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum anda kuasai.
Kunci Jawaban tes Formatif 1
1.      Praktikum lebih sesuai diases dengan asesmen kinerja. Jawaban yang benar C .
2.      Bentuk daftar cek tersebut mengukur knerja siswa. jawaban yang benar B.
3.      Hanya praktikum yang bisa diukur dengan daftar cek kinerja. Jawaban yang benar C.
4.      Kinerja siswa dapat dilihat dari kerjasama antar siswa dalam mengobservasi dengan berbagi indera dan membuat bagan hasil pengamatan. Jawaban yang benar C .
5.      Bentuk asesmen yang beragam ukan dengan tujuan keterlibatan banyak orang. Jawaban yang benar D.
6.      Asesmen kinerja mengukur penampilan siswa. Jawaban yang benar D .
7.      Kinerja yang bentuknya ada atau tidak cukup dinilai dengan menggunakan daftar cek. Jawaban yang benar B.
8.      Kemampuan komunikasi dan kerjasama akan muncul dan pembelajaran kooperatif. Jawaban yang benar C .
9.      Unjuk kerja harus diukur dengan asesmen kinerja. Jawaban yang benar A .
10.  Latihan untuk kinerja tidak tepat apabila menggunakan soal. Jawaban yang benar D.